Sabtu, 02 Januari 2010

Menulis, Belajar dari Alam

Oleh: Muhammad Subhan

"ALAM terkembang jadi guru", demikian pepatah Minangkabau yang cukup populer. Artinya, alam memberikan banyak inspirasi kepada kita untuk belajar. Nabi Ibrahim a.s., ketika mencari Tuhan, ia melihat bulan purnama yang bersinar terang di malam hari. Ibrahim menganggap bulan adalah Tuhannya karena memberi penerang di tengah kegelapan. Namun ketika pagi datang kemudian matahari muncul dengan sinarnya yang lebih terang benderang, kesimpulan Ibrahim pada bulan berubah, kemudian menganggap mataharilah Tuhan yang maha besar itu.

Apa yang diharapkan Ibrahim pada matahari ternyata tidak memberi kepuasan batinnya tentang Tuhan. Sebab ketika senja datang menenggelamkan matahari keperaduannya, Ibrahim pun berfikir mustahil tuhan menghilang. Masa-masa pencarian tuhan ini membawa Ibrahim pada pergulatan pemikiran yang sangat panjang. Sehingga sampai ia pada suatu kesimpulan bahwa apa yang dilihatnya itu adalah benda-benda yang memiliki pencipta (khalik) yang tak bisa dilihat, tak bisa digambarkan bentuknya, namun bisa dirasakan keberadaannya. Pencipta (Tuhan) inilah yang menjadi tujuan pencarian Ibrahim. Tuhanlah yang menciptakan alam yang luas dan permai ini.

Alam menyimpan banyak misteri yang belum mampu terungkap dan tertuliskan oleh pemikiran manusia yang terbatas. Gunung-gunung yang tinggi, samudera luas nan dalam, sungai yang panjang dan berliku-liku, hutan belantara lebat, adalah bagian dari alam yang sampai saat ini selalu menjadi inspirasi manusia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diciptakannya. Belajar menulis dari alam adalah sarana efektif yang banyak mengantarkan penulis-penulis besar dunia pada puncak kesuksesan.

Penemu-penemu yang telah merobah dunia ini menjadi zaman baru bukanlah mereka yang menyandang gelar kesarjanaan dipundaknya. Tapi mereka yang berjuang keras menemukan sesuatu yang belum terpikirkan dan diproduksi sebelumnya oleh manusia lain di dunia ini. Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Issaac Newton, dan sederetan nama besar penemu lainnya adalah mereka yang telah mengukir sejarah kesuksesan dengan tinta emas.

Imam Al Ghazali dalam nasihatnya berkata, "Berjalanlah kamu di atas dunia ini, maka banyak yang akan kamu lihat". Artinya, semakin banyak yang dilihat akan banyak pula yang diketahui. Nasihat tokoh sufi Islam ini akan mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan bahwa semakin banyak yang kita ketahui semakin banyaklah yang akan kita tulis. Penasaran, rasa ingin tahu, adalah sifat positif yang dimiliki seorang manusia. Jika sifat ini dipupuk dan dimenej dengan sedemikian rupa akan mengantarkan kita pada suatu penemuan baru yang spektakuler dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Sifat penasaran mengajak orang untuk berfikir ada apa dibalik keingintahuannya itu. Sehingga berproseslah manusia ke arah pencarian dan penemuan-penemuan yang membuahkan hasil memuaskan bagi kemashlahatan manusia.

Konsep "orang bisa kenapa kita tidak" memang harus ditanamkan pada setiap individu yang ingin maju. Orang gagal dalam kehidupannya sehari hanya membutuhkan waktu 24 jam. Demikian juga orang sukses dalam hidupnya sehari juga membutuhkan waktu 24 jam. Mana yang akan kita ambil dari dua pilihan itu? []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar