
Oleh: Muhammad Subhan
TIDAK terlalu muluk menyebut Padang Panjang sebagai salah satu kota wisata di Sumatera Barat. Kota yang dijuluki Serambi Mekah ini juga tak kalah cantik dibanding Bukittinggi. Lihatlah alam Padang Panjang yang indah. Udaranya masih terjaga. Segar. Asyik dan menyejukkan.
Padang Panjang sebagai kota wisata bukan saja karena kota seluas 23 Km2 ini memiliki Minangkabau Fantasi (Mifan) ala Dunia Fantasi (Dufan) di Jakarta yang baru dibangun. Namun sesungguhnya, sebelum Mifan ada, Padang Panjang sudah memiliki sejumlah objek wisata menarik meski potensinya belum tergarap secara baik.
Sebut saja misalnya, Padang Panjang punya Perkampungan Minangkabau (di Silaing Bawah), Pemandian Lubuk Mata Kucing (Pasar Usang), Bukit Berbunga/Jembatan Tinggi (Silaing Bawah), Pemandian Alam Sangkua (Silaing Bawah), Gua Batu Batirai (Kampung Manggis), Talago Kumbang dan Talago Gadang (Koto Katik), Gua Garuwo dan Puncak Situpang (Koto Katik), Kuburan Gadang (Sigando), Rumah Adat Koto Piliang (Bukit Surungan), Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (Silaing Bawah), Mesjid Azazi (Sigando), Perguruan Diniyah Puteri (Pasar Usang), Perguruan Thawalib (Pasar Usang), Perguruan Kauman Muhammadiyah (Guguk Malintang), dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) di Guguk Malintang yang merupakan satu-satunya perguruan tinggi seni di Sumatera.
Semua wisata alam, sejarah, budaya, religus dan wisata kampus itu, merupakan aset besar dimiliki Padang Panjang. Bahkan yang perlu juga digarap Pemda adalah membangun potensi wisata kuliner yang terpusat. Kawasan pasar Padang Panjang terlihat potensi adanya objek wisata kuliner itu.
Padang Panjang yang dibelah jalan raya yang menghubungkan Pariaman-Bukittinggi ini, juga diuntungkan dengan keberadaan sejumlah objek wisata yang ada di daerah sekitarnya. Sehingga mau tidak mau, orang yang mengunjungi objek-objek wisata itu, harus menyinggahi Padang Panjang sebagai daerah perlintasannya. Objek wisata dimaksud adalah; Air Terjun Lembah Anai (Lembah Anai), Pemandian Mega Mendung (Lembah Anai), Pemandian Malibo Anai (Guguk Kayutanam), Pemandian Tirta Alami (Guguk Kayutanam), Panorama Pincuran Angin Payorapuih (Pincuran Tujuh), Danau Singkarak (Batutaba), Talago (Koto Baru), Pemandian Air Panas (Aia Angek), Kerajinan Songket (Pandai Sikek), dan sejumlah objek wisata lainnya.
Sayangnya, di antara sekian banyak potensi itu, Padang Panjang belum memiliki hotel representatif yang mampu menampung jumlah kunjungan cukup besar. Saat ini Padang Panjang hanya punya 4 hotel kelas melati. Karena tak memiliki hotel berkelas bintang ini, sejumlah tamu/pengunjung terpaksa bermalam di Bukittinggi yang memang memiliki sejumlah hotel bintang empat.
Sebagai kota yang terbagi di bagian Timur (pusat pendidikan), Utara (sentra ekonomi), Selatan (pariwisata), Barat (Industri) dan jantung kota (pusat pendidikan agama), Kota Padang Panjang selayaknya dilirik investor yang berminat menanamkan investasi di bidang perhotelan. Dengan adanya hotel-hotel kelas bintang itu, dengan sendirinya lapangan kerja baru untuk masyarakat terbuka lebar. Dan, Sumatera Barat pun dengan sendirinya akan diuntungkan. Semoga. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar