
Oleh: Muhammad Subhan
Ayam adalah hewan bangsa unggas. Ia mempunyai dua sayap namun tidak bisa terbang layaknya burung. Untuk bertahan hidup ayam dianugerahi dua kaki yang unik untuk menceker dan sebuah paruh untuk mematuk. Dengan dua organ tubuh inilah ayam mencari makanan disekitarnya, seperti sisa-sisa makanan yang jatuh di tanah, cacing, ulat, semut, daun-daunan, umbi-umbian, dan berbagai jenis makanan lainnya.
Bangsa ayam punya dua jenis kelamin, jantan dan betina. Ayam jantan lumrah disebut ayam jago, karena memang jagonya berkelahi dengan ayam lainnya. Di kedua kaki ayam jantan dianugerahi taji yang tajam sebagai alat perlindungan diri ketika berkelahi dengan lawannya. Ketika dewasa tubuhnya lebih besar dari ayam betina. Perawakannya gagah, jambul dikepalanya menyembul merah, ekornya panjang tegak bagai gundukan, bulu-bulunya berwarna warni indah, jalannya melukiskan keangkuhannya. Namun jika kalah bertarung, ia seperti orang yang kalah perang. Lari terbirit-birit dan lemaslah seluruh persendiannya. Sampai sekarang, di perkampungan-perkampungan orang masih senang mengadu ayam yang tak jarang diiringi taruhan sejumlah uang.
Jasa ayam jantan setiap pagi adalah membangunkan manusia dari tidurnya. Ketika fajar menyingsing, bangunlah ayam jantan dari tidurnya lalu berdiri gagah membusungkan dadanya. Keluarlah suaranya yang nyaring berkukuruyuk. Memecah kesunyian pagi. Jika satu ayam jantan bekukuruyuk, mengikutlah ayam jantan lainnya berkukuruyuk pula. Lalu terdengarlah setiap pagi simponi orkestra kukuruyuk ayam yang indah terdengar.
Namun itu hanya ada di kampung-kampung atau di pedesaan. Di kota-kota besar nyaris kukuruyuk ayam jantan tak lagi terdengar. Karena umumnya warga kota tak mau repot-repot memelihara ayam. Orang kota semuanya ingin serba instan. Jika ingin makan daging ayam harus siap saji. Maka tamatlah riwayat kehidupan ayam di kota. Karena manusia kota tidak punya toleransi pada habitat ayam, muncullah sebuah penyakit yang disebut-sebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namanya penyakit flu burung yang menyerang unggas khususnya ayam lalu menular kepada manusia. Berjatuhanlah korban jiwa sejumlah warga kota.
Ayam betina tidak segagah ayam jantan. Namun tubuhnya lumayan tambun jika sedang mengeram telur yang bakal jadi anak-anaknya. Orang lumrah menyebutnya sebagai induk ayam. Jika seorang manusia perempuan disebut-sebut diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, tak terbetik cerita ayam betina diciptakan dari tulang rusuk ayam jantan. Karena sampai sekarang para ahli-ahli dari bangsa menusia belum menemukan jawaban pasti tentang penciptaan ayam, apakah telur dahulu atau ayam dahulu.
Ketika seekor induk ayam bertelur ia akan mencari tempat yang baik dan nyaman untuk mengeram telurnya. Biasanya induk ayam mengeram selama tiga minggu atau lebih kurang 21 hari. Selama masa eram itu pula induk ayam berpuasa siang dan malam. Pengorbanannya sangat besar demi kelahiran anak-anaknya yang akan menetas dari telurnya masing-masing.
Setelah telur menetas berciap-ciaplah anak ayam dan menyembul dari balik bulu-bulu induk ayam. Bentuknya mungil dan lucu-lucu. Warna bulunya bisa beragam, ada warna putih, kuning, hitam ataupun abu-abu. Ketika semua anak ayam telah menetas barulah induk ayam turun dari sangkaknya. Mencari makanan untuk anak-anaknya. Anak ayam pun mulai belajar menceker dan mematuk. Kalau induk ayam dapat makanan, ia akan memanggil anak-anaknya dan mendahulukan anak-anaknya makan. Kalau ada manusia atau binatang lain yang mengganggu anak-anaknya, “marabolah” induk ayam. Bisa dikejarnya awak. Tak segan-segan induk ayam mematuk sebagai jurus andalannya jika keselamatan jiwa anak-anaknya terancam.
Indah benar filosofi yang terkandung dalam kehidupan induk ayam. Benar-benar bertanggung jawab kepada anak-anaknya. Namun dalam kehidupan manusia dewasa ini, betapa banyak orang tua yang mengorbankan masa depan anak-anaknya. Terbetik berita setiap hari di media massa, televisi dan koran, ada orang tua yang menjual bayinya karena terdesak kebutuhan ekonomi. Ada seorang ibu yang tega membunuh bayinya lalu dibuang ke tong sampah dengan menggunakan kantong plastik. Yang menggugurkan kandungan lantaran malu janinnya hasil hubungan gelap. Ada juga yang menjual anaknya untuk dipekerjakan sebagai budak seks. Mempekerjakan anak di bawah umur atau memperdagangkan anak-anak yang selayaknya mereka masih duduk di bangku sekolah. Memiriskan benar. Ternyata induk ayam lebih mulai akhlaknya dibanding manusia yang diberikan akal dan pikiran.
Induk ayam hanyalah cermin betapa seorang ibu sayang kepada anak-anaknya. Apapun akan dilakukan seorang ibu agar anaknya hidup selamat di dunia. Bukan malah membunuhnya atau mengorbankan masa depan mereka. Seburuk-buruk perangai seorang ibu, ia tak akan tega membiarkan anak-anaknya hidup buruk pula dikemudian hari. Begitupun, seorang laki-laki yang menjadi ayah bagi anak-anaknya, akan bertanggung jawab penuh melindungi istri dan buah hatinya. Sebab demikianlah kondrat hakiki yang harus dimiliki kedua orang tua. Anak adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar