Tanpa terasa tahun 2009 yang penuh suka duka telah kita tinggalkan. Kini kita memasuki tahun baru dengan penuh harapan baru dalam merangkai kehidupan yang lebih baik. Tahun Baru 2010 merupakan momentum paling pas untuk refleksi sekaligus membuat resolusi.
Resolusi atau tekad atau rencana tahun ini sudah diingatkan Allah SWT dalam Surat Al Hasyr ayat 18: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Jadi, sudah menjadi sebuah keniscayaan seorang mukmin mempersiapkan tahun ini lebih baik dari masa sebelumnya. Bukan menyambutnya dengan hura-hura, pesta sana sini yang menghambur-hamburkan harta, bermaksiat atau bahkan melalaikan apa yang harus dibuat dikemudian hari. Hendaknya, setiap pergantian tahun, kita mengevaluasi tugas-tugas kita di bumi sebagai khalifah yang dibebani tanggung jawab yang tidak ringan.
Hadits Rasulullah SAW menekankan kembali bahwa visi seorang Muslim beyond dunia. Dia mempersiapkan diri bukan sebuah pekerjaan yang asal-asalan tetapi sebuah langkah kerja yang ilmiah. Dia punya perencanaan yang baik, sebab setiap detik hidupnya akan sangat sayang jika disia-siakan begitu saja.
Di hadits lain Rasulullah SAW bersabda: “Beramallah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok”.
Luar biasa sekali hadits di atas, kita disuruh untuk sebanyak-banyaknya beramal, bekerja, berusaha guna mencapai kebahagiaan dunia. Sementara di sisi lain kita diperintahkan beramal dan mengingat kematian yang begitu dekat, ibarat kematian itu datangnya esok pagi. Hadits ini memberikan motivasi luar biasa bagi seorang mukmin, insan sejati dalam meniti kesuksesannya dikemudian hari.
Untuk merintis sukses di tahun baru ini, maka diperlukan sebuah resolusi baru. Resolusi pertama, menimbang kembali Ma’rifatullah. Inilah kunci untuk menuju sebuah kebahagiaan sejati dunia dan akhirat. Syahadat pertama mengenai pengakuan Allah adalah Ilah yang disembah didengungkan selama lima kali shalat fardhu. Saatnya untuk merenungkan secara mendalam penegasan lahir bathin bahwa Allah lah yang harus disembah, Allah pula yang menjadi satu tujuan peribadatan.
Resolusi kedua, kekuatan ruhani yang di resolusi pertama harus dimantapkan diikuti dengan keniscayaan memelihara zahir sampai pada sebuah kondisi yang kuat dalam melakukan peribadatan. Jasmani adalah rumah yang senantiasa harus dirawat karena merupaan sesuatu yang lumrah dalam kehidupan duniawi. Dengan memperhatikan dan menjaga kesehatan jasmani maka perjalanan menuju tangga yang dekat kepada Allah akan terjaga.
Reolusi spiritual dan jasmaniah inilah yang saling melengkapi dalam perjalanan menuju Ilahi Rabbi.
Kenapa dua resolusi ini penting? Inilah kaitannya konsep hubungan vertikal (hablumminallah) dan hubungan horizontal (hablumminanas). Kedua hubungan ini harus berjalan seimbang. Sebab, kesalehan sosial tanpa diimbangi kesalehan spiritual akan pincang. Kedua-keduanya saling melengkapi.
Untuk itu, di tahun baru 2010 ini, marilah kita tata kembali kehidupan yang lebih baik dengan tetap memegang teguh akidah sebagai seorang mukmin sejati. Tahun baru secara materi tidak semuanya harus baru, namun yang terpenting motivasi untuk menjadi yang terbaik dalam berkarya harus baru. Salam kreatif! (muhammad subhan)
[Dimuat di Harian Haluan edisi Minggu, 20 Desember 2009]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar