Sabtu, 09 Januari 2010

Surat Buat Tuan Presiden

Muhammad Subhan

Tuan Presiden, anak itu mengirim surat ini kepadamu
seorang pemuda miskin di Padang Panjang
sebuah kota kecil di Ranah Minang.

Tuan Presiden, jangan marah jika surat ini engkau terima
anggap saja ini pengganti tubuhnya
yang tak punya ongkos datang ke istana
menjabat tangan Tuan yang mulia.

Tuan Presiden, dia cerita kepadaku untukmu
sekolahnya hanya sampai SMA saja
ia ingin kuliah tapi tak punya biaya
pupuslah harapan jadi sarjana.

Tuan Presiden, dia mengenalmu tapi engkau tak kenal dia
tentu saja, sebab pemilu Pilpres lalu
nama engkau yang dia coblos di kertas suara
dia tahu dari wajahmu ada kharisma
yang punya wibawa dan tanggung jawab
membangun bangsa dan negeri ini.

Tuan Presiden, dia mengeluhkan padamu
kenapa biaya pendidikan masih juga tinggi
dia memang tak sarjana, tapi dia punya tiga orang adik
yang tak lagi berbapak karena telah tiada
sebagai kakak tertua dia ingin adiknya jadi sarjana
agar kelak bisa mengabdi untuk bangsa dan negara.

Tuan Presiden, susah ya jadi orang susah
makan susah sekolah juga susah
pandangan orang sebelah mata saja.

Tuan Presiden, mungkinkah ada sekolah gratis di negeri ini?
iklan di tivi agaknya cuma slogan
untuk menyenang-nyenangkan hati orang susah saja
uang masuk mungkin gratis, tapi buku, sepatu, baju, uang ekstrakurikuler, uang ini-itu tetap juga menyusahkan
ah, agaknya mustahil jika ada sekolah yang benar-benar
gratis di negeri ini.

Tuan Presiden, katanya dia ingin pula kelak jadi presiden
seperti tuanlah agaknya
gagah dan berwibawa
tapi dia ingin jadi presiden untuk orang susah saja
kunkernya tidak ke luar negeri, tapi ke desa-desa
dia ingin bagi-bagi uang untuk anak-anak miskin
yang kurang prestasi tapi mau sekolah
agar mereka tak ikut-ikutan jadi dukun ponari
yang menjual khasiat batu
yang katanya menyembuhkan segala penyakit

Dan, juga untuk santri yang rajin mengaji
akan dia kirim ke arab saudi
agar setelah sukses mereka nanti
tak sungkan membangun negeri.

Tuan Presiden, negara kita tinggi angka kriminalnya
di penjara, pelakunya orang miskin semua
dia tanya kenapa mereka mencuri
mereka bilang terpaksa karena tak punya uang beli nasi
mendengar itu sedih hati pemuda itu
teringatlah dia kepada diri sendiri
andai dia khilaf, akankah pula dia berbuat seperti mereka.

Tuan Presiden, harga BBM memang telah turun
tapi harga bahan pokok masih melambung tinggi
Tuan punya menteri ekonomi, suruhlah ia menstabilkan harga
agar terjangkau rakyat jelata.

Tuan Presiden, panjang sudah surat yang dititipkannya ini
janganlah tuan marah karena tak ada niat dia
menyinggung perasaan tuan yang duduk di tahta istana
dia yakin tuan seorang arif dan bijaksana
tak ingin melihat rakyat negeri ini menderita.

Tuan Presiden, andai suatu saat tuan dan dia bersua
dia akan kabarkan lagi tentang cerita lainnya
tentang nasib orang-orang miskin yang tak terlihat dari jendela istana
namun mereka ada di mana-mana.

Tuan Presiden, doanya untuk Tuan dan ibu negara
doa keselamatan dan doa panjang umur
semoga Tuhan memudahkan tugas-tugas Tuan
menjadi pelayan rakyat dan abdi umat.

Dari sudut Kota Padang Panjang Ranah Minang
nama tuan ia eja dan kenang

Wassalam.

Padang Panjang, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar