Sabtu, 19 Februari 2011

Rinai Kabut Singgalang, Novel Baru yang Mengharu Biru


Salam Sastra!

Telah Terbit…!!!
Novel Berlatar Ranah Minang
“RINAI KABUT SINGGALANG”
Karya Muhammad Subhan
Terbit Januari 2011
Penerbit Rahima Intermedia, Yogyakarta
Tebal 396 halaman
Harga Rp 48.000 (Diluar ongkos kirim)
ISBN: 978-602-98158-0-1

Pesan Langsung ke Pengarangnya…!!!
Hubungi No Hp 0813 7444 2075 atau 0819 9351 6937
Atau via facebook: rinaikabutsinggalang@yahoo.com

Silahkan download lagu “Ode Rinai Kabut Singgalang” disini:
http://www.reverbnation.com/muhammadjujur

(Catatan: Bila info ini bermanfaat, kami sangat berterima kasih bila Anda berkenan menyebarkan pesan ini kepada rekan-rekan lainnya)

Salam kreatif!

*****

SINOPSIS NOVEL RINAI KABUT SINGGALANG

Dikisahkan, Maimunah (ibu Fikri), perempuan asal Pasaman (Sumatera Barat) telah dicoret dari ranji silsilahnya lantaran nekad menikah dengan Munaf (ayah Fikri), laki-laki asal Aceh. Munaf dianggap sebagai “orang-datang”, “orang di pinggang”, “orang yang tak berurat-berakar”. Menerima laki-laki itu sama saja dengan mencoreng kehormatan keluarga sendiri. Namun, diam-diam Maimunah melarikan diri ke Medankota itu. Setelah menikah, Maimunah tinggal di Aceh, dan tak pernah kembali pulang ke Pasaman. Sementara itu, orang tua Maimunah hidup berkalang malu, sakit-sakitan, dan akhirnya meninggal dunia. Safri, kakak kandung Maimunah bahkan sampai mengalami gangguan jiwa (gila), lantaran menanggung aib karena ulah adiknya melawan adat. dan melangsungkan pernikahan dengan Munaf di

Luka serupa kelak juga dialami Fikri. Fikri merantau ke Padang, karena ia bercita-cita hendak melanjutkan sekolah di perguruan tinggi. Sebelum ke Padang, Fikri mencari mamaknya (paman) di Kajai, Pasaman. Di kampung asal ibunya itu, Fikri sempat merawat paman Safri yang mengidap penyakit selepas kepergian Maimunah ke Aceh─dan karena itu ia dipasung di tengah hutan. Namun akhirnya Mak Safri tewas dibunuh akibat suatu perkelahian. Fikri pun meninggalkan Kajai hijrah ke Padang. Semasa di Padang, Fikri bertemu dengan Rahima, yang kemudian menjadi kekasih pujaannya. Namun, cintanya bagai bertepuk sebelah tangan. Keluarga Rahima─utamanya Ningsih (kakak Rahima)─ bulat-bulat menolak pinangan Fikri, lagi-lagi dengan alasan: Fikri “orang-datang”, “orang di pinggang”.

Remuk-redamnya perasaan Fikri bersamaan dengan luluhlantaknya Aceh, tanah asal Fikri, selepas megabencana Gempa dan Tsunami (2004). Annisa, adik kandungnya digulung gelombang besar, rumah tempat ia dibesarkan tak bisa ditandai lagi titiknya. Ibu-bapaknya telah meninggal sebelum bencana. Fikri hidup sebatangkara. Dan, begitu kembali ke Padang, persoalan berat sudah menunggunya. Betapa tidak? Rahima telah dijodohkan dengan laki-laki lain. Akhirnya perempuan itu diboyong Ningsih ke Jakarta. Sementara di Padang, Fikri terpuruk dalam kesendirian, dalam keterpiuhan perasaan lantaran pengkhianatan cinta. Belakangan, Fikri mendengar kabar, Ningsih menjodohkan adiknya (Rahima) dengan laki-laki lain ternyata atas dasar hutang budi. Kabar ini membuat Fikri semakin karam di kerak kepedihan.

Sampaikah Fikri dan Rahima bersua di kemudian hari ataukah pemuda malang itu hanya bertepuk sebelah tangan? Simak kelanjutan kisah yang mengharu-biru perasaan ini, dan menguras air mata dalam setiap babnya…

*****

SEJUMLAH ENDORSEMENT

Syarat sebuah novel adalah adanya konflik. Muhammad Subhan mampu membangun konflik yang kuat dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, hingga jalinan cerita mengalir bening. RKS mampu menerbitkan rasa penasaran untuk mengikuti cerita selanjutnya. Satu lagi yang memperkuat novel ini adalah setting, dan tradisi budayanya. Kearifan lokal dalam novel memang senantiasa mencipta aroma eksotik. (Dianing Widya Yudhistira, Novelis)

Awalnya saya tak percaya, ucapan Sutan Takdir Alisyahbana suatu hari, sastrawan besar akan terlihat dari novelnya. Memang, novel bukan ada cerita lantas sekadar ditulis. Ada riset, ada referensi, dan banyak lagi. Itu alasan STA. Dan Muhammad Subhan telah melakukannya dalam RKS, sehingga tidak kentara bahwa penulisnya adalah orang Aceh, karena terasa kaki Singgalang benar-benar tergambarkan dalam ceritanya. (Sutan Iwan Soekri Munaf, Penyair, Cerpenis)

Menikmati RKS, pengarang dengan cerdas mengelompokkan kata dalam latar, alur, dan konflik melalui para tokoh yang dihadirkannya. Sesungguhnya bila ditelisik lebih jauh, segala peristiwa merupakan realitas diri pengarang yang ditemuinya dalam lingkungan berkehidupan. Peristiwa inilah yang disebut realitas sastra. Kecerdasan novelis meramu tiga dimensi sastrawi; estetika-etika-logika yang ditransformasikannya sebagai medium pendidikan dan moralitas bagi pembaca. Ini yang membuat RKS berkualitas. (Sulaiman Juned, Penyair, Kolumnis, Sutradara Teater, Dosen Jurusan Teater ISI Padangpanjang)

Lebih dari sekedar romantisme kejayaan sastrawan Minangkabau, utamanya pada era Balai Pustaka, RKS menghadirkan kekhasan dan nilai-nilai etis-etnik Minang, dengan kelancaran berselancar di atas alur kisah dan tukikan emosi, kadang landai kadang curam. Tentunya dengan nuansa baru. (Muhammad Nasrudin, Editor, Pegiat Buku)

Roman eksotis-romantis ini tak jemu mengajak saya hanyut seturut panorama alam nan elok dari negeri bernama Minangkabau. Pengarang cukup lihai meracik keelokan alam yang berkelok-kelok naik turun “disebangunkan” dengan kelokan ketegangan-ketegangan di dalam kisahnya. Asmara yang mengharu-biru. Betapa serunut “adat” asmara tak memiliki setitik pun kuasa, melawannya alamat menuai derita tak tertanggungkan. Pengusiran, cerai persaudaraan, stigma buruk, bahkan dituduh sebagai penyebab kematian orang-orang yang ditinggalkan. RKS mengajak pembaca menikmati hingga tanda titik paling akhir dari cerita ini. (Akhiriyati Sundari, Ketua Komunitas MATAPENA Yogyakarta)

Rasa minang hadir dalam kisah perkisah RKS. Pengarangnya mengingatkan kita pada Hamka yang populer dengan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Kisah yang mengharubirukan perasaan. Bahasanya halus, pengarang berhasil mendeskripsikan perasaan yang mendalam para tokohnya, hingga tak dinyana pembaca bagai dihanyutkan oleh tragedi cinta yang amat sentimentil, tragis, dan berurai air mata. (Irzen Hawer, Pengarang Novel Cinta di Kota Serambi)

******

TENTANG PENGARANG

RINAI KABUT SINGGALANG adalah novel pertama yang ditulis Muhammad Subhan. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, berdarah Aceh-Minang. Sejak masih sekolah di SMP Negeri 6 Krueng Geukueh dan SMA Negeri 1 Dewantara, Kabupaten Aceh Utara, ia sangat suka mengarang. Saat usia sekolah itu, sejumlah puisi, cerpen, dan artikelnya pernah dimuat di Harian Serambi Indonesia, Aceh.

Bakat menulisnya terus berkembang sejak tahun 2000 ia memutuskan menggeluti dunia jurnalistik dan bekerja sebagai wartawan di sejumlah suratkabar di Padang, Sumatera Barat, diantaranya; SKM Gelora, Gelar Reformasi, Garda Minang, Media WatchMimbar Minang (2003-2004), Harian Haluan (2004-2010). Pernah menjadi editor Harian Online Kabar Indonesia (www.kabarindonesia.com)Sabiliwww.korandigital.com yang berpusat di Belanda (2007-2010), dan kontributor Majalah Islam (2008-2010). Sejak April 2010 ia memimpin Media Online yang berbasis di Kota Serambi Mekah Padang Panjang. (2000-2003), Harian

Ia juga sering diundang menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan/seminar tentang kepenulisan/jurnalistik di sejumlah sekolah dan perguruan tinggi. Selain wartawan ia bekerja di Rumah Puisi Taufiq Ismail di Nagari Aie Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar dan Koordinator Sanggar Sastra Siswa Rumah Puisi.

Beberapa puisi dan tulisannya terkumpul dalam antologi bersama, diantaranya; Lautan Sajadah (Antologi Puisi, Himabasindo FKIP/Universitas Muhammadiyah Padang Panjang, 2009), Ponari for President (Antologi Puisi, Malang Publishing, 2009), Musibah Gempa Padang (Antologi Puisi, eSastera Malaysia, 2009), G30S: Gempa Padang (Antologi Puisi, Apsas, 2009), Hujan Batu Buruh Kita (Kumpulan Liputan Perburuhan, AJI Indonesia, 2009), dan Melawan Kemiskinan dari Nagari (Buku Evaluasi Kredit Mikro Nagari yang ditulis bersama wartawan senior Asril Chaniago dan Ekoyanche Edrie, Bappeda Sumbar, 2009). Ia dapat dihubungi melalui surat elektronik di: aan_mm@yahoo.com atau Hp 081374442075. Add ia di facebook via email fb: rinaikabutsinggalang@yahoo.com.

COVER BUKU DAPAT DILIHAT DI: http://www.facebook.com/profile.php?id=100000023212114#!/photo.php?fbid=183580531652719&set=a.161592157184890.38374.100000023212114&theater

Salam Sastra!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar