
Oleh: Muhammad Subhan
Jika tak ada aral melintang, akhir tahun ini Padang Panjang akan kembali menggelar Festival Serambi Mekah untuk ketiga kalinya. Meski kegiatan ini terbilang masih berusia muda dibanding Festival Pedati Bukittinggi, namun setidaknya Padang Panjang ingin berbuat yang terbaik guna mengangkat seluruh potensi yang ada, baik di bidang pariwisata, kebudayaan, kesenian, pendidikan, produk kerajinan, maupun kuliner.
Festival Serambi Mekah yang dipusatkan di Lapangan Anas Karim Padang Panjang ini menjadi salah satu momen luar biasa yang cukup memberikan pengaruh guna mempromosikan potensi Padang Panjang sebagai Kota Serambi Mekah. Selain melibatkan sejumlah daerah di Sumatera Barat maupun di Indonesia, beberapa negara jiran juga diundang untuk menyemarakkan festival ini yang diharapkan kelak menjadi salah satu ikon promosi Padang Panjang.
Masyarakat tentu saja bergembira dengan adanya kegiatan ini. Arus kunjungan orang dan barang akan ramai berdatangan ke Padang Panjang. Sudah pasti kegiatan ini akan mempengaruhi ekonomi masyarakat. Hunian hotel meningkat, sentra-sentra ekonomi menggeliat, Padang Panjang pun menjadi sorotan banyak pihak.
Namun demikian, setiap tahunnya, Festival Serambi Mekah ini harus terus dievaluasi guna melihat kualitas kegiatannya, bukan saja diharapkan dari kuantitas peserta yang datang. Banyak pertanyaan khususnya dari kalangan seniman dan budayawan di kota ini, dari festival tersebut sebenarnya Padang Panjang ingin menjual apa? Menurut mereka, dua kali festival telah berlangsung, belum muncul ikon baru yang membuat Padang Panjang lebih dikenal.
Tentu tidak diharapkan, dua kali Festival Serambi Mekah seperti memindahkan pasar ke Lapangan Anas Karim. Jika ini terjadi tidak akan memberikan pengaruh apa-apa bagi Padang Panjang. Sebab, sebuah festival isinya bukanlah sekedar hiburan dan pasar malam. Harus ada produk yang menonjol yang kira-kira bisa dijadikan ikon bagi kota Padang Panjang. Misal, menampilkan produk kuliner asli masyarakat Padang Panjang, mulai dari proses memasaknya, cara penyajian hingga upacara adat membawa makanan itu dan digunakan untuk kegiatan apa saja. Di Koto Gadang, Kabupaten Agam ada tradisi makan bajamba dengan masakan khas gulai itiak ijau yang bisa melibatkan ribuan orang dalam proses masak dan memakannya. Nah, di Padang Panjang apa yang khas bisa menjadi ikon kuliner?
Selain kuliner, Pameran Tanaman Hias bagaimana? Beberapa waktu lalu, di kolom ini pula, saya mewacanakan kota ini bisa menjadi kota bunga lantaran melihat potensi banyaknya masyarakat yang bertanam maupun berdagang tanaman hias. Tak salah dalam festival ini nantinya, tanaman hias pun bisa menjadi ikon utama. Misal, pameran 1000 bonsai, 1000 anggrek, 1000 mawar, atau tanaman lain yang menonjol dan mahal harganya. Jika ini juga menjadi ikon tentu akan menghipnotis banyak orang pecinta tanaman hias di berbagai daerah bahkan dunia untuk datang ke Padang Panjang.
Di samping itu, juga bisa pula diangkat kekayaan pusat-pusat pendidikan Islam di Padang Panjang seperti pesantren-pesantren tertua dengan menampilkan aset-aset yang mereka miliki, misalnya koleksi pakaian muslimah yang dimiliki Rahmah El Yunusiyah sebagai pendiri Diniyah Putri, kitab-kitab kuno, karya-karya peninggalan Inyiak DR (ayah buya Hamka) yang tikam jejak dakwahnya di Padang Panjang cukup diakui, juga Buya Hamka yang menggerakkan Muhammadiyah dan melahirkan banyak juru dakwah yang berkiprah di pentas nasional.
Tentu banyak potensi lain yang bisa menjadi ikon utama dalam Festival Serambi Mekah. Masing-masing potensi ini harus dikelompokkan kepada wisata budaya, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata pendidikan, wisata alam, dan lainnya. Sebab menurut hemat saya salah satu tujuan digelarnya festival ini adalah untuk menghidupkan pariwisata Padang Panjang.
Untuk itu selayaknya perlu kajian matang dan mendalam dalam memilih seluruh potensi yang ada. Masing-masing potensi pasti ada ciri khasnya, tidak hanya kuliner dan tanaman hias namun juga kerajinan, hasil bumi, transportasi tradisional, pasar tradisional, dan lainnya. Perlu pula dipikirkan festival ini diadakan di mana produk itu menjadi ikon, tidak mesti difokuskan di satu tempat.
Jika sudah ditemukan ikon menonjol, baru kemudian dilengkapi dengan berbagai hiburan seperti penampilan kesenian maupun pemilihan uda uni. Jangan dibalik. Sebab, acara kesenian hanyalah sebagai penggugah semangat saja agar orang-orang yang datang mengenal potensi Padang Panjang yang disebutkan di atas. Di sini pentingnya Dinas Pariwisata melibatkan seniman dan budayawan di kota ini untuk bertukar pikiran demi suksesnya acara dimaksud. Selamat menyongsong Festival Serambi Mekah. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar