Rabu, 06 Januari 2010

Hujan di Sudut Kota

Muhammad Subhan

Hujan selalu menyiram kota ini. Membawa kerinduan yang membuncah asa pada rasa yang menyiksa. Jalan becek tak ada ojek lalu terpaksa ikut ngojek di bawah guyuran air yang turun menguyupkan tubuh dalam gigil yang dingin. Sepi. Sepi jua kota ini, bagai dihalau sayap garuda yang datang membawa petaka. Tapi jangan risau, kabut sesaat akan tiba menyapa dalam raga yang hampa. Kabarkan pada perempuan-perempuan di tepian kali itu, segeralah beranjak pulang. Senja akan datang sementara lelaki-lelaki mereka kalut hingga larut menunggu dalam waktu tak menentu. Tawarkan secangkir teh hangat yang menjanjikan rindu pada cinta yang menggelora dalam jiwa. Ah, kenapa jarum jam itu tak berdetak juga?

Padang Panjang, Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar