Sabtu, 02 Januari 2010

Masih Ada Holocaust di Gaza

Oleh: Muhammad Subhan

"MUSIK tahun baru kami adalah deru suara pesawat tempur Israel, kembang api tahun baru kami adalah percikan-percikan sinar dari misil-misil Israel," kata Raed Samir, seorang pemuda Gaza dengan nada sendu.

Itulah gambaran tahun baru di Jalur Gaza, Palestina, di awal tahun 2009 lalu, di saat penduduk dunia bersuka ria merayakan tahun baru dengan hura-hura dan pesta kembang api. Dimana-mana disampaikan pesan tahun baru yang penuh harapan, tapi tidak bagi warga Gaza yang memulai tahun baru dengan penderitaan yang mungkin akan berlangsung lama akibat kebiadaban kaum Zionis Yahudi Israel.

"Lihatlah keluar, pesawat-pesawat tempur F-16 tersenyum padamu, misil-misil menari untukmu, zanana (suara gemuruh) bernyanyi untukmu," itulah bunyi pesan singkat (sms) yang diterima Fathi Tobal, juga warga Gaza dari seorang temannya.

Tobal dengan sinis berkata, "Sementara orang lain di seluruh dunia berpesta, kelihatannya pasukan udara Israel sedang berusaha memberikan kami kembang api."

Ketika 500 lebih rakyat Palestina meregang nyawa akibat mortir-mortir Israel, mata dunia belum juga terbuka mengirimkan tentara-tentara yang membela rakyat Palestina. Sampai detik ini, negeri para nabi itu terus digempur dari darat, laut, dan udara secara membabi buta oleh Israel. Sebuah peperangan yang sangat tidak seimbang.

Darah dan air mata terus banjir dari pelosok Gaza. Meski tangis dan luka itu takkan menyurutkan perjuangan merebut hak rakyat Palestina, namun haruskah mereka berjuang sendiri sementara rakyat di negeri-negeri muslim lainnya masih bisa tertidur nyenyak di kasur-kasur empuk dan memakan makanan yang lezat?. Duh, Palestina yang selalu dirundung duka.

Perang di Gaza bukan perang memburu teroris. Namun perang itu dilakukan oleh para teroris Israel yang dibayang-bayangi Amerika dan tidak pernah senang melihat kedamaian umat muslim.

Sejarah holocaust di Palestina oleh Israel bukan kali ini saja, namun telah berlangsung sejak tahun 1947 dimana dikenal dengan Pembantaian Yehida, Pembantaian Khisas, dan Pembantaian Qazaza yang menewaskan sekitar puluhan warga yang mayoritas terdiri dari anak-anak.

Di tahun 1948, Israel melakukan pembantaian di Deir Yasin, dimana wanita-wanita hamil dicabik perutnya dengan bayonet, anggota tubuhnya dipotong-potong, dan lainnya diperkosa. Sekitar 52 orang anak-anak disayat-sayat tubuhnya di depan mata ibunya lalu mereka dibunuh secara keji, dan lebih dari 280 warga Palestina syahid. Sepanjang 1947 hingga 2008, telah ribuan rakyat Palestina syahid di tangan zionis.

Lalu apa yang harus dilakukan rakyat Indonesia untuk membantu Palestina? Selain menggalang dana, Islam mengajarkan jihad (Jangan salah tafsirkan makna jihad ini. Jihad sebenarnya adalah berjuang di medan perang--pen), namun bagi yang tak mampu berjihad dianjurkan melakukan "Qunut Nazilah" dimana dipanjatkan doa khusus agar bangsa dan rakyat Palestina dapat dilindungi Allah SWT dari kezaliman yang dilakukan Yahudi, Israel.

Ulama besar Nahdlatul Ulama (NU) KH Mustofa Bisri dalam satu keterangannya menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan qunut pada saat ada "nazilah" (musibah), atau malapetaka, misalnya ada golongan muslimin yang teraniaya. Dan, Palestina yang tertindas hari ini menanti doa-doa kita.

“Bir Ruh, Bid Dam, Nuqfi ya Gaza”. Dengan Jiwa dan Darah, Kami Kobarkan untuk Gaza. Semoga Palestina selalu dilindungi oleh Allah SWT. Amin. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar