Sabtu, 02 Januari 2010

Membaca Peluang Ismet Amzis 2010


Oleh: Muhammad Subhan

Alek pesta demokrasi Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bukittinggi 2010 tinggal menghitung bulan. Sejumlah nama tokoh sudah disebut-sebut bakal maju meramaikan bursa Pilkada memperebutkan kursi ‘Bukittinggi 1’. Ini artinya jelang Pilkada suhu politik di kota berhawa sejuk itu akan menghangat. Tim sukses masing-masing calon mulai bergerilya menggalang dukungan massa, membangun pertahanan politik dengan menghidupkan mesin sejumlah parpol.

Tokoh cukup berpengaruh Bukittinggi mantan Wali Kota adalah Drs. H. Djufri. Jabatannya yang sudah dua kali periode tentu tidak dapat mengikutsertakan dirinya kembali dalam perebutan ‘BA 1’. Namun demikian Djufri melalui Pemilu Legislatif April 2009 lalu berhasil lolos ke Senayan menjadi anggota DPR RI dari Partai Demokrat.

Salah seorang kader Ketua Demokrat Sumbar ini yang sebelumnya menjabat Wakil Wali Kota dan juga Ketua Partai Demokrat Bukittinggi adalah H. Ismet Amzis, S.H, yang disebut-sebut bakal maju mencalonkan diri menggantikan posisinya. Ismet Amzis memiliki peluang besar mengingat posisinya cukup strategis dan tidak kalah berpengaruhnya di Bukittinggi.

Membaca peluang Ismet Amzis dalam Pilkada Bukittinggi 2010 mendatang bukan seperti membaca peta buta. Jika diibaratkan zona perang Ismet Amzis bisa disebut menguasai medan dan memahami betul di mana letak kantong-kantong suara yang akan mengisi pundi-pundi suara kemenangannya nanti. Disamping itu kader-kader Partai Demokrat pimpinannya yang beberapa tokoh diantaranya terpilih menjadi anggota DPRD Bukittinggi tentulah kader-kader loyal yang juga berperan dalam strategi pengumpulan suara. Ismet Amzis pun akan dengan sangat mudah melenggang dibanding peluang calon lainnya yang baru memulai dari nol.

Begitu pun, suara kaum perempuan di Bukittinggi sudah pasti bakal mengalir ke kotak suara Ismet Amzis lantaran pengaruh istrinya, Nyonya Hj. Aisyah yang terpilih menjadi anggota DPRD Bukittinggi dari Partai Demokrat. Di mana pun suara kaum ibu selalu efektif mempengaruhi calon pemilih lain yang belum menentukan siapa calon yang bakal dipilih. Di sinilah perjuangan seorang istri bagi kesuksesan suaminya menentukan hingga sang suami dapat menduduki kursi orang nomor satu di Kota Jam Gadang itu.

Di samping itu, jerih tangan Ismet Amzis selama lima tahun menjabat Wakil Wali Kota tentu sudah dirasakan masyarakat Bukittinggi. Suka duka, susah dan senang. Jika kedekatan hati itu terus dijaga melalui berbagai kegiatan silaturahmi yang intens alamat masyarakat pendukungnya turut mengantarkan Ismet Amzis pada puncak kemenangan. Namun jika ada janji-janji yang selama ini belum terpenuhi, atau lupa dipenuhi, masyarakat yang semula mendukung tentu bakal berbalik arah 160 derjat atau bahkan menjadi bumerang. Disinilah amanah seorang pemimpin diuji setelah sekian lama memimpin.

Peluang strategis lainnya adalah isu putra daerah yang masih membudaya di tengah masyarakat yang merindukan tokoh pemimpin yang lahir dari daerah mereka sendiri. Meski isu putra daerah ini tidak lagi popular, namun setidaknya bisa menjadi wacana politik selama diarahkan pada kampanye positif. Dan, Ismet Amzis adalah putra daerah Kurai, yang merupakan warga pribumi Bukittinggi. Kedekatan hati sesama warga pribumi yang senasib sepenanggungan biasanya cukup efektif memberikan citra positif. Selain itu Ismet Amzis juga seorang datuk yang dihormati di tengah masyarakat kaumnya, juga di antara anak kemenakan di kampungnya.

Satu lagi yang akan mempengaruhi perolehan suara Ismet Amzis pada Pilkada Bukittinggi 2010 mendatang adalah keberhasilannya membangun ikatan persaudaraan di antara kelompok-kelompok paguyuban asal berbagai daerah yang berdomisili di Bukittinggi. Lebih 50 persen warga pendatang telah menjadi warga Bukittinggi dan ikut membangun Kota Wisata itu. Masing-masing paguyuban tentu mempunyai massa yang tidak sedikit. Jika benar kedekatan batin itu ada, tak mustahil kemenangan telak diperoleh Ismet Amzis.

Namun semua itu hanya analisa strategis politis yang hitung-hitungannya tidak hanya cukup di atas kertas. Kekuatan calon lain pun tentu tidak bisa dianggap remeh. Bisa jadi pada Pilkada Bukittinggi mendatang Ismet Amzis benar-benar memperoleh kemenangan atau sebaliknya kalah telak sama sekali. Namun yang pasti suara masyarakat Bukittinggi juga nanti yang akan menentukan siapa orang nomor satu yang layak memimpin kota ini ke depan. Selamat menyongsong Pilkada Bukittinggi 2010. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar