Muhammad Subhan
Jam Gadang tua menjadi saksi bisu bahwa kau ada diantara ramainya orang-orang yang datang menyinggahi kotamu yang selalu gegap gempita layaknya kota metropolis di belantara kota-kota di dunia.
Bukittinggi kau sebut namamu yang mengenangkan kita dengan hamparan Ngarai Sianok, kebun binatang yang dulu adalah taman-taman bunga tempat bermain nona-nona Belanda dan Janjang Ampek Puluah yang menghubungkan pasar atas dan pasar banto yang kini telah berdiri mall megah perkasa di mana lahannya dulu tempat amai-amai berjualan mencari nafkah hanya berpayung kertas di tengah terik matahari yang panas. Namun Bukittingggi namamu tetap indah sebab kau punya Lobang Jepang, punya Jenjang Seribu, punya Istana Negara, punya Perpustakaan Proklamator Bung Hatta yang megah di Gulaibancah dan punya panorama Gunung Merapi dan Gunung Singgalang yang tinggi menjulang.
Bukittinggi kau sebut namamu yang kini menjadi ikon pariwisata Indonesia yang mengundang decak kagum turis-turis yang berulang datang menyinggahi dirimu siang dan malam tanpa beban dan kau tetap tersenyum sebab uang selalu berputar di kotamu hingga subuh buta.
Rumah Puisi, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar