Muhammad Subhan
jarum jam yang berdetak menyisiri waktu
tak pernah pasti kapan berakhir
tanpa bosan mendendangkan lagu
tak, tuk! tak, tuk!
ah, sketsa kehidupan semu
tak berwatas dan hanya tuhan yang tahu
kapan yang hidup, mati
dan yang mati dihidupkan kembali.
sampai persidangan yang maha adil dibuka
di mahkamah dengan jutaan terdakwa
dan yang yang jelas
tuhanlah hakim mulia
yang mengadili kita.
Rumah Puisi, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar