Selasa, 12 Januari 2010

Semua Orang Bisa Menikmati Kebahagiaan


Judul : Road To Happiness
Penulis : Tatang Hidayat & Anjar Ramdhan
Penerbit : Khalifa (Pustaka Al-Kautsar Grup)
Cetakan : I, 2009
Tebal : 244 halaman
ISBN : 978-979-1164-18-4

Jika ditanya, tak seorang pun di muka bumi ini yang ingin hidup menderita. Alasannya sederhana, hidup menderita itu tidak enak, memuakkan, menyusahkan orang lain, serta suram masa depan. Maka, jika derita tidak disuka, kebahagiaanlah tujuan semua orang.

Ya, semua sepakat bahwa setiap orang ingin bahagia. Bahagia itu menyenangkan, indah, membuat hati berbunga-bunga. Tapi, masing-masing orang punya definisi sendiri tentang bahagia itu, sesuai dengan kebutuhannya. Bahagianya orang pincang ketika ia memiliki kaki, bisa dipakai berjalan seperti kebanyakan orang. Bahagianya orang yang ingin terkenal adalah kepopuleran, di mana ketika berjalan, semua orang mengenalnya, menyalami bahkan hormat kepadanya. Bahagianya orang miskin, jika punya uang menumpuk. Punya makanan untuk dirinya dan keluarga di rumah. Dan, begitu seterusnya.

Tapi, kata sebagian ulama, kebahagiaan itu keriangan hati, kelapangan dada, ketenangan. Kebahagiaan bukan milik pribadi dan dibatasi oleh masa. Bahagia itu bukan Istana Abdul Malik bin Marwan, cek yang dicairkan, atau kendaraan mewah. Tapi, bahagia menurut Said bin Al-Musayyib, adalah pemahaman terhadap Rabbnya. Al Bukhari merasa menjadi orang yang sangat bahagia ketika ia bisa memasukkan sebuah hadist sahih dalam kitabnya. Imam Syafii merasa bahagia ketika bisa menyimpulkan hukum-hukum yang diaturnya. Begitupun, Imam Ahmad bin Hambal, merasa bahagia karena memiliki sikap wara’. Sedangkan Tsabit Al-Bunani bahagia karena kekhusyukan ibadahnya.

Rasullullah SAW pernah hidup dalam kefakiran, tempat tidur hanya pelepah korma. Tapi sejarah mencatatnya sebagai manusia yang paling bahagia. Dan, menurut orang-orang beriman, bahagia itu ada, ketika tidak berbuat dosa dan hidup penuh dengan amal shaleh. Bahagia adalah ketika dekat dengan Sang Pencipta, “ Ala bidzikrillahi tathmainnul qulub”, yang artinya “Dengan mengingat Tuhan itu, hati kalian merasakan ketenangan”.

Isi buku ini menarik karena memberikan motivasi kepada pembaca untuk menggapai kebahagiaan itu. Buku ini juga dilengkapi dengan kisah-kisah hikmah yang menggugah sehingga dapat menjadi inspirasi dalam menemukan kebahagiaan. Tata letak isinya pun menarik karena dilengkapi gambar-gambar unik.

Meski banyak resep yang ditawarkan buku ini tentang bahagia, namun intinya, seperti dikatakan Dale Carnige, kebahagiaan bukanlah apa yang anda miliki, siapa diri anda, di mana anda berada, atau apa yang anda lakukan, tetapi ditentukan oleh apa yang anda pikirkan. (*)

Resensiator: Muhammad Subhan, wartawan dan peminat buku, berdomisili di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar