Sabtu, 02 Januari 2010

Waspadai HIV/Aids


Oleh: Muhammad Subhan

HIV/Aids merupakan virus terganas, mudah menular, pelan tapi pasti mematikan dan sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup manusia. Penyakit ini sampai sekarang belum ditemukan obatnya. Korbannya pun telah banyak berjatuhan. Mungkin saja mereka ada di sekitar kita.

Bukittinggi sebagai kota wisata yang keberadaannya cukup strategis di Sumatera Barat rentan masuknya penyakit mematikan ini. Bahkan, tahun lalu media massa sempat menghebohkan ada warga Bukittinggi yang meninggal dunia diduga menderita HIV/Aids. Kelompok peduli HIV/Aids pun konon telah ada di Bukittinggi. Tugas mereka mengingatkan warga agar jangan menjadi korban berikutnya.

Besarnya ancaman HIV/Aids menyebabkan semua negara di dunia menyepakati untuk memerangi, menanggulangi dan mencegah penyebaran virus HIV/Aids. Hal itu juga tertuang dalam kesepakatan Millenium Development Goal’s (MDG’s), tepatnya pada sasaran tujuh yang berbunyi mengendalikan penyebaran HIV/Aids dan mulai menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015.

Di kalangan remaja Indonesia , permasalahan HIV/Aids sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat dari data-data nasional kasus HIV/Aids 3 tahun terakhir. Tahun 2006, dari 13.424 kasus HIV/Aids, sebanyak 54,76% kasus dari kalangan generasi muda. Sedangkan tahun 2007, dari 17.207 kasus HIV/Aids (6.066 HIV- 11.141 Aids), sebanyak 6.301 kasus merupakan kaum muda usia produktif 15-29 tahun. Dan, pada tahun 2008, dari 22.664 kasus HIV/Aids, 16.110 kasus Aids yang mana sejumlah 8.682 kasus Aids tersebut dari kelompok usia 15-29 tahun. Data yang dihimpun Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas menyebutkan, dari sekitar 10.000 pengidap HIV/Aids di Indonesia setengah atau 5.000 diantaranya merupakan pelajar SMP/SMA (Rakyat Merdeka, 4 Juli 2007).

Semakin mengancamnya penyakit ini, PBB menargetkan upaya pencegahan HIV/Aids dilakukan untuk mencapai target 90 persen remaja yang telah menerima informasi tentang bahaya HIV/Aids pada 2010 dan 95 persen pada 2015. PBB mendesak semua negara untuk serius menyikapi persoalan ini salah satunya dengan mengkampanyekan pemakaian kondom serta tidak menganjurkan melakukan hubungan seks bebas. Islam sendiri telah secara tegas melarang umat mendekati zina, agar terhindar dari segala penyakit yang mengikutinya.

Upaya penanggulangan HIV/Aids memang harus segera dilakukan mengingat penyakit ini sudah menjalar dan menjadi wabah di berbagai negara. Saat ini, 45 juta jiwa di dunia terinfeksi HIV/Aids dan 3 juta jiwa meninggal pada 2005. Epidemik HIV/Aids di seluruh dunia menyebabkan krisis sosial, terutama bagi anak-anak dan wanita.

Keberadaan remaja dalam kaitannya dengan pencegahan HIV/Aids tentunya sangat erat kaitannya dengan sektor pendidikan formal karena dari segi usia, remaja masih tergolong dalam usia sekolah. Integrasi penanggulangan HIV/Aids ke dalam dunia pendidikan perlu menjadi perhatian serius bagi semua pihak terutama institusi pendidikan itu sendiri. Guna memaksimalkan penanggulangan HIV/Aids di kalangan remaja, harus ada perluasan akses keterlibatan dan ruang peran yang lebih terbuka menjadi bagian dari proses penting yang mutlak dilakukan. Pencegahan penyebaran HIV/AIDS melalui sektor pendidikan sangat efektif, dengan melibatkan guru, maupun ulama yang diundang ke sekolah.

Semoga, generasi muda Bukittinggi dapat memfilter diri mereka dari segala pengaruh negatif khususnya narkoba yang mengarahkan mereka pada pergaulan bebas hingga terjangkit virus HIV/Aids. Menyambut Hari Aids se Dunia, 1 Desember mendatang, ayo kampanyekan kata tidak terhadap HIV/Aids. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar