Oleh: Muhammad Subhan
IBARAT sembuh dari sakit, Bukittinggi kembali pulih pascagempa 6,2 SR di Sumbar, Selasa (6/3/2007) lalu, yang ikut mengguncang kota wisata ini. Empat sektor unggulan yang menjadi andalan Bukittinggi, seperti pariwisata, perdagangan, pendidikan dan kesehatan, sempat terganggu dan membuat kota ini menjadi sorotan luas masyarakat luar Sumbar.
Di sektor pariwisata, meski sejumlah objek wisata rusak, seperti Lobang Japang dan Jenjang Seribu, demikian pula dengan beberapa hotel, namun tidak menyurutkan keinginan turis Malaysia untuk berkunjung ke kota Bukittinggi. Bahkan, negeri jiran itu bersimpati membantu meringankan beban korban gempa dengan memberikan sejumlah bantuan.
Di sektor pendidikan, aktivitas belajar mengajar kembali berjalan normal meski beberapa sekolah harus menggelar tenda di pekarangan sekolah akibat gedung mereka rusak dihoyak gempa. Siswa kelas tiga masing-masing tingkatan diimbau pula untuk meningkatkan jam belajar sehingga pada Ujian Nasional mendatang mendapatkan nilai terbaik.
Begitu pula di sektor perdagangan, sempat lumpuh akibat terbakarnya Pasar Wisata yang termasuk kawasan terpadat di Bukittinggi. Di beberapa pasar lainnya, para pedagang telah mulai membuka toko mereka. Suasana yang menggembirakan, terlihat di Pasar Bawah dan Pasar Aur Kuning yang sangat ramai dan seolah tak pernah terjadi apa-apa. Apalagi, suasana pasar disemarakkan pula dengan banyaknya PKL yang menggelar dagangan.
Di sektor kesehatan, meski soal darah dan keterbatasan pen (besi) untuk korban patah tulang masih dipermasalahkan, namun setidaknya pasien tak lagi terlihat di pekarangan maupun di jalan-jalan depan rumah sakit. Pasien sudah dimasukkan kembali ke bilik-bilik rumah sakit yang bersih dan nyaman. Namun, untuk kesiagaan, seperti di RSAM dan RS Yarsi, tenda-tenda darurat masih dibentang.
Gempa memang dahsyat. Warga sangat trauma dengan bencana yang sebenarnya merupakan dampak informasi pada peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh pada Desember 2004 silam. Tapi, untunglah di Sumbar tidak ada tsunami dan bangunan rusak akibat gempa tidak terlalu memprihatinkan seperti halnya Aceh.
Di Bukittinggi, yang sangat fenomenal dari bencana ini, adalah ketika RAPBD Kota Bukittinggi akan disahkan. Berawal dari beberapa masukan dari fraksi-fraksi di DPRD dan menit-menit menjelang ‘ketuk palu’, ketika itu pula gempa menghoyak kota wisata ini. Mungkin, secara tersirat, Tuhan cuma mau bilang, “jangan main-main sama uang rakyat”.
Wallahu a’llam, hanya Dia yang tahu. Namun yang jelas, banyak hikmah yang terkandung dari bencana yang Tuhan berikan. Meski kadangkala, dalam memberi hikmah itu, ada yang menjadi korban adapula yang membantu korban.
Tapi itulah realita kehidupan. Mungkin, selama ini yang kuat (pemimpin) lupa pada yang lemah (rakyat). Atau pula kezaliman dan kemaksiatan makin pula merajalela. Dan, janji Tuhan dalam kitab-Nya, ada ujian bagi yang beriman, petaka bagi yang ‘melawan’.
Bersyukurlah kita, dalam hitungan hari, Bukittinggi kembali berbenah. Bangkit dari ‘sakit’. Menatap masa depan. Dan, kembali berbuat yang terbaik untuk masyarakat kota ini.
Di sela-sela semangat itu, terdengar sayup-sayup doa dari bibir warga-warga di pengungsian. Mereka yang kedinginan di kala malam, kepanasan pula di kala siang. “Tuhan, ringankan langkah pemimpin kami, luaskan rezekinya, dan jadikan ia pemimpin yang sayang pada kami…”. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar